Apa sih Berpikir Kritis Itu? Kenapa Kita Harus Kritis dalam Berpikir? Dan Bagaimana Caranya Berpikir secara Kritis?
Berpikir Kritis adalah cara berpikir dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi di mana proses analisis dan evaluasi yang dilakukan terhadap argumen tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada standar-standar intelektual universal.
Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Berpikir Kritis, marilah kita mulai dari definisinya terlebih dahulu, karena definisi adalah fondasi untuk memahami (selayaknya sebuah struktur gedung yang berdiri kokoh karena bertopang pada fondasi yang kokoh pula).
Jadi, apa sih Berpikir Kritis itu? Well, coba perhatikan definisi-definisi Berpikir Kritis yang disampaikan dalam 12 buku berikut:
Berdasarkan definisi-definisi berpikir kritis yang diperoleh dari berbagai literatur di atas, kemudian ditentukan definisi yang paling akurat terkait berpikir kritis berdasarkan definisi-definisi tersebut. Berikut ini adalah definisi Berpikir Kritis yang dapat kita tentukan:
Berpikir Kritis adalah cara berpikir dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi di mana proses analisis dan evaluasi yang dilakukan terhadap argumen tersebut dilaksanakan dengan mengacu pada standar-standar intelektual universal.
Beberapa standar intelektual universal adalah kejelasan (clarity), ketepatan (precision), keakuratan (accuracy), keterkaitan (relevance), kekonsistenan (consistency), kesesuaian dengan logika (logical correctness), kelengkapan (completeness), dan ketidakberpihakan (fairness).
Kata kunci dari Berpikir Kritis: (1) Identifikasi, (2) Analisis, (3) Evaluasi, dan (4) Standar Intelektual Universal.
Jadi, indikator yang mendeskripsikan kemampuan Berpikir Kritis itu dapat diuraikan ke dalam 3 kategori, yaitu (1) mampu mengidentifikasi suatu argumen, (2) mampu menganalisis suatu argumen, dan (3) mampu mengevaluasi suatu argumen.
Pada indikator 1, yakni “mampu mengidentifikasi suatu argumen”, parameternya ada 2, yaitu (1) mampu mengidentifikasi apakah suatu informasi mengandung argumen atau tidak, dan (2) mampu mengidentifikasi apakah suatu argumen merupakan argumen deduktif atau argumen induktif.
Pada indikator 2, yakni “mampu menganalisis suatu argumen”, parameternya juga ada 2, yaitu (1) mampu menentukan validitas dari suatu argumen deduktif, dan (2) mampu menentukan kekuatan dari suatu argumen induktif.
Pada indikator 3, yakni “mampu mengevaluasi suatu argumen”, parameternya ada 1, yakni mampu menyelidiki sejauh mana keakuratan suatu argumen. Penyelidikan ini memeriksa lingkup dan batasan serta seluruh hal yang relevan dan signifikan yang harus diperhitungkan dalam argumen. Pada indikator 3, penyelidikan keakuratan dari suatu argumen dapat kita uraikan menjadi 2 hal, yaitu (a) memeriksa bagaimana lingkup dan batasan dari suatu argumen, dan (b) memeriksa hal apa saja yang relevan dan signifikan yang harus dipertimbangkan dalam suatu argumen.
Untuk bisa memahami apa yang dimaksud dengan Berpikir Kritis, kita mesti mengerti beberapa istilah terlebih dahulu, di antaranya: argumen, kesimpulan, premis, argumen deduktif, argumen induktif, validitas dari suatu argumen deduktif, dan kekuatan dari suatu argumen induktif.
Penalaran (reasoning) adalah proses dalam membangun argumen. Argumen adalah kumpulan pernyataan yang terdiri dari pernyataan yang dipertahankan (kesimpulan) dan pernyataan yang merupakan alasan yang menjadi dasar mengapa pernyataan yang dipertahankan tersebut dapat dipertahankan (premis). Pernyataan (statement) adalah kalimat yang dapat dinilai benar atau salah, di mana kalimat tersebut tidak dapat bernilai benar dan salah pada saat yang bersamaan.
Valid (yang dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan istilah sahih) bukan berarti benar (true). Validitas (validity) dan kebenaran (truth) merupakan dua konsep yang berbeda. Di dalam logika, yang dinilai adalah validitas penalaran dari suatu argumen (validity of reasoning of an argument) yang ditinjau, bukan kebenaran dari argumen (truth of an argument) tersebut. Istilah penalaran yang logis (logical reasoning) memiliki maksud yang sama dengan istilah penalaran yang valid (valid reasoning), keduanya sama-sama mengacu pada penalaran yang sesuai dengan logika.
Standar Intelektual Universal
Intinya dari Berpikir Kritis adalah kita mengidentifikasi, menganalisis, dan mengevaluasi suatu argumen yang terdapat pada sebuah informasi. Well, berikut ringkasan step-by-step dalam Berpikir Kritis dalam 3 tahap:
Tahap 1: Mengidentifikasi Suatu Argumen
Tahap 2: Menganalisis Suatu Argumen
Tahap 3: Mengevaluasi Suatu Argumen
Tahap 1: Mengidentifikasi Suatu Argumen
Definisi argumen adalah suatu klaim yang didukung oleh alasan-alasan (argument is a claim defended with reason). Nah, jadi kalo ada orang yang menyampaikan suatu klaim tanpa dasar/alasan, berarti orang tersebut tidak sedang berargumen.
Tahap 2: Menganalisis Suatu Argumen
Well, ketika kita udah mengidentifikasi suatu argumen, berarti kita udah tahu klaimnya apa dan dasar/alasannya apa. So, langkah selanjutnya adalah menyelidiki apakah argumen (klaim dan alasannya) tersebut dapat diterima dan dipertahankan.
Tahap 3: Mengevaluasi Suatu Argumen
Pada tahap ini kita berusaha menyelidiki sejauh mana suatu argumen dapat diterima/dipertahankan. Jadi, kita mesti tahu lingkup dan batasan suatu argumen dan hal relevan dan signifikan apa aja yang harus dipertimbangkan dalam argumen tersebut.
Berikut adalah simulasi penerapan Berpikir Kritis dalam membaca buku: