Apa sih Kesadaran (Consciousness) Itu? Dan Bagaimana Hubungannya dengan Akalbudi (Mind)?
Akalbudi adalah dunia internal tempat pikiran, perasaan, pengalaman, dan ingatan berada. Kesadaran adalah Akalbudi yang kita sadari.
Untuk memahami apa itu kesadaran, kita harus memahami terlebih dahulu mengenai apa itu akalbudi. Barangkali, kalimat singkat yang dikemukakan oleh Donald Calne dalam bukunya Within Reason: Rationality and Human Behaviour (1999) sangat akurat dalam mendeskripsikan apa itu akalbudi: Akalbudi (mind) adalah dunia internal kita (our inside world).
Akalbudi dapat kita ibaratkan sebagai sebuah kota yang di dalamnya terdapat penduduk-penduduk yang beraktivitas, bangunan-bangunan (seperti bangunan rumah tinggal, bangunan sekolah, bangunan rumah sakit, bangunan kantor, bangunan pusat perbelanjaan, bangunan pemerintahan, dan bangunan-bangunan lainnya), infrastruktur-infrastruktur (seperti jalan, jembatan, rel kereta, bandara, pelabuhan, sistem penyediaan air bersih, sistem pengolahan air limbah, sistem persampahan, sistem proteksi kebakaran, sistem drainase, sistem irigasi, sistem transportasi, sistem penyediaan listrik, jaringan telekomunikasi, dan infrastruktur-infrastruktur lainnya), dan pemerintah kota. Jika kita sederhanakan, maka dalam perumpamaan ini ada lima komponen pembentuk sebuah kota, yaitu penduduk-penduduk, aktivitas-aktivitas penduduk, bangunan-bangunan, infrastruktur-infrastruktur, dan pemerintah kota.
Melalui perumpamaan Akalbudi sebagai Kota, kita dapat membayangkan bahwa ada penduduk-penduduk, aktivitas-aktivitas penduduk, bangunan-bangunan, dan infrastruktur-infrastruktur yang diketahui oleh pemerintah kota; dan ada pula penduduk-penduduk, aktivitas-aktivitas penduduk, bangunan-bangunan, dan infrastruktur-infrastruktur yang tidak diketahui oleh pemerintah kota.
Penduduk-penduduk, aktivitas-aktivitas penduduk, bangunan-bangunan, dan infrastruktur-infrastruktur yang diketahui oleh pemerintah kota dapat kita sebut sebagai Akalbudi yang Kita Sadari (Conscious Mind); sementara penduduk-penduduk, aktivitas-aktivitas penduduk, bangunan-bangunan, dan infrastruktur-infrastruktur yang tidak diketahui oleh pemerintah kota dapat kita sebut sebagai Akalbudi yang Tidak Kita Sadari (Non-Conscious Mind).
Jika akalbudi kita ibaratkan sebagai sebuah kota, maka Kesadaran (Consciousness) adalah penduduk-penduduk, aktivitas-aktivitas penduduk, bangunan-bangunan, dan infrastruktur-infrastruktur yang diketahui oleh pemerintah kota tersebut.
Akalbudi (mind) adalah dunia internal kita [Calne, 1999]; tempat di mana kita berpikir (think), merasa (feel), mengalami (experience) dunia eksternal (yang masuk ke dalam dunia internal kita melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan), dan mengubah hasil dari ketiga proses tersebut (pikiran, perasaan, dan pengalaman) menjadi ingatan.
Akalbudi adalah tempat terjadinya aktivitas berpikir (thinking), merasa (feeling), mengalami (experiencing), dan menyimpan (storing). Berpikir, merasa, mengalami, dan menyimpan adalah aktivitas-aktivitas yang terjadi di dalam akalbudi kita; sementara pikiran (thought), perasaan (feelings), pengalaman (experience), dan ingatan (memory) adalah hasil dari keempat aktivitas tersebut.
Pikiran adalah sesuatu yang muncul sebagai hasil dari aktivitas berpikir, perasaan adalah sesuatu yang timbul sebagai hasil dari aktivitas merasa, pengalaman adalah sesuatu yang kita alami sebagai hasil dari aktivitas mengalami, dan ingatan adalah segala sesuatu yang disimpan di dalam akalbudi sebagai hasil dari aktivitas menyimpan.
Kita mengalami dunia eksternal (semua yang ada di luar tubuh kita) melalui lima indra (organ tubuh) kita, yaitu mata sebagai organ tubuh untuk melihat, telinga sebagai organ tubuh untuk mendengar, kulit sebagai organ tubuh untuk merasakan sentuhan, hidung sebagai organ tubuh untuk mencium, dan lidah sebagai organ tubuh untuk mengecap.
Pengalaman yang kita peroleh mengenai dunia eksternal (melalui penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, dan pengecapan) memicu terjadinya aktivitas berpikir dan aktivitas merasa di dalam akalbudi kita. Dan segala hal yang kita alami (segala hal yang kita lihat, segala hal yang kita dengar, segala sentuhan yang kita rasakan, segala hal yang kita cium, dan segala hal yang kita kecap) dapat mempengaruhi bagaimana kita berpikir dan merasa.
Pikiran (yang merupakan sesuatu yang muncul sebagai hasil dari aktivitas berpikir) dapat mempengaruhi bagaimana kita merasa. Pun sebaliknya, perasaan (yang merupakan sesuatu yang timbul sebagai hasil dari aktivitas merasa) dapat mempengaruhi bagaimana kita berpikir. Dengan demikian, maka dapat kita simpulkan bahwa pikiran dapat mempengaruhi perasaan, dan sebaliknya, perasaan pun dapat mempengaruhi pikiran.
Semua pikiran, perasaan, dan pengalaman disimpan di dalam akalbudi dalam bentuk ingatan. Dan ingatan ini dapat mempengaruhi bagaimana kita berpikir, merasa, dan mengalami.
Ada bagian akalbudi yang kita sadari (conscious mind) dan ada bagian akalbudi yang tidak kita sadari (non-conscious mind). Artinya: ada aktivitas berpikir, merasa, mengalami, dan menyimpan yang kita lakukan secara sadar (consciously); dan ada aktivitas berpikir, merasa, mengalami, dan menyimpan yang kita lakukan secara tidak sadar (non-consciously). Itu juga berarti bahwa ada pikiran, perasaan, pengalaman, dan ingatan yang kita sadari; dan ada pula pikiran, perasaan, pengalaman, dan ingatan yang tidak kita sadari.
Bagian akalbudi yang kita sadari disebut kesadaran (consciousness). Jadi, kesadaran adalah aktivitas yang terjadi di akalbudi (berpikir, merasa, mengalami, dan menyimpan) dan hasil dari aktivitas tersebut (pikiran, perasaan, pengalaman, dan ingatan) yang kita sadari.
Berikut adalah uraian mengenai definisi-definisi Akalbudi dari berbagai literatur yang ditinjau:
1. While reasoning takes place in the brain, it also takes place in the mind. … The mind is our inside world, where we experience thoughts and emotions, where we perceive, believe, and recall, and where we build an image of the outside world.
Within Reason: Rationality and Human Behaviour. (1999). Donald B. Calne. New York: Vintage Books. Halaman 264.
2. If dualism is rejected, what are the alternatives? One possible resolution of the problem is that the mind is simply an expression of the functioning of the brain.
Within Reason: Rationality and Human Behaviour. (1999). Donald B. Calne. New York: Vintage Books. Halaman 269.
3. The mind is a system of organs of computation, designed by natural selection to solve the kinds of problems our ancestors faced in their foraging way of life, in particular, understanding and outmaneuvering objects, animals, plants, and other people. … The mind is what the brain does.
How the Mind Works. (1997). Stephen Pinker. London: Penguin Books. Halaman 21.
4. … the mind is not the brain but what the brain does. … The brain’s special status comes from a special thing the brain does, which makes us see, think, feel, choose, and act. That special thing is information processing, or computation.
How the Mind Works. (1997). Steven Pinker. London: Penguin Books. Halaman 24.
5. … the mind is the information-processing activity of the brain, …
Rationality: What It Is, Why It Seems Scarce, Why It Matters. (2021). Steven Pinker. New York: Viking. Halaman 267.
6. In the same way that the university is a concept expressing the entire system of buildings, curricula, faculty, administrators, and so on, Ryle believes that the mind is a concept that expresses the entire system of thoughts, emotions, actions, and so on that make up the human self.
The Philosopher’s Way: Thinking Critically about Profound Ideas. (2005). 4th Edition. John Chaffee. New Jersey: Pearson. Halaman 141.
7. The computer model of information processing further encouraged a functionalist ontology, promoted by Daniel Dennett and others, proposing that mind is to brain as software is to hardware.
Phenomenology and Philosophy of Mind. (2005). David Woodruff Smith & Amie L. Thomasson. Oxford University Press. Halaman 3.
Esai yang berjudul Apa sih Kesadaran (Consciousness) Itu? Dan Bagaimana Hubungannya dengan Akalbudi (Mind)? ini dipublikasikan di Medium pada 15 September 2023. Pokok pikiran dari esainya sendiri sudah pernah dipublikasikan di Twitter.