Apa sih yang Dimaksud dengan Bahasa Kiasan (Figurative Language) Itu? Apa Saja Macamnya? Apa Pula yang Dimaksud dengan Gaya Bahasa atau Majas (Figure of Speech)? Dan Bagaimana Hubungan antara Keduanya?

Bahasa Kiasan adalah cara mengomunikasikan suatu ungkapan di mana ungkapan tersebut memiliki makna di luar makna sebenarnya dan Gaya Bahasa atau Majas adalah pengklasifikasian Bahasa Kiasan.

Hafizhurrahman
7 min readFeb 20, 2024
Visualisasi Konseptual 1: Kerangka Berpikir (Thinking Framework) yang Menguraikan tentang Konsep Bahasa Kiasan.

Bahasa Kiasan (Figurative Language) dapat didefinisikan sebagai cara mengomunikasikan suatu ungkapan yang terdiri dari sedikitnya 1 pernyataan, baik secara lisan maupun tulisan, di mana ungkapan tersebut memiliki makna di luar makna sebenarnya (literal meaning). Berbeda dengan Bahasa Kiasan, Gaya Bahasa atau Majas (Figure of Speech) adalah pengelompokan Bahasa Kiasan.

Visualisasi Konseptual 2: Definisi-Definisi Bahasa Kiasan.

Untuk mempermudah memahaminya, bayangkan cara memasak. Cara memasak itu ada yang digoreng, ditumis, dipanggang, dibakar, direbus, dikukus, dll. Kemudian, cara-cara memasak ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu teknik memasak panas kering (dry heat cooking) dan teknik memasak panas basah (moist heat cooking). Nah, cara-cara memasak seperti digoreng, ditumis, dipanggang, dibakar, direbus, dikukus, dll itu seperti Bahasa Kiasaan, dan pengklasifikasian menjadi teknik memasak panas kering dan teknik memasak panas basah itu seperti Gaya Bahasa (Majas).

Bahasa Kiasan itu bermacam-macam, diantaranya: metafora (metaphor), simile (simile), personifikasi (personification), sinekdoke (synecdoche) pars pro toto, sinekdoke totem pro parte, metonimia (metonymy), eufimisme (euphemism), litotes (litotes), hiperbola (hyperbole), pertanyaan retorik (rhetorical question), paradoks (paradox), oksimoron (oxymoron), dan ironi (irony).

Macam-macam Gaya Bahasa (Majas) diantaranya: Pertentangan, Perbandingan, Penegasan, dan Sindiran.

  1. Metafora
Visualisasi Konseptual 3: Konsep tentang Bahasa Kiasan Metafora.

Metafora adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk menggambarkan sifat suatu objek dengan cara mengganti kata/frasa yang mewakili sifat objek tersebut dengan kata/frasa lain yang mewakili sifat objek lain di mana sifat objek pengganti ini dianggap memiliki kesamaan/kemiripan dengan sifat objek yang diganti.

Contoh Bahasa Kiasan Metafora:

· Buku adalah jendela dunia.

· Perpustakaan adalah gudang ilmu.

· Aristoteles adalah raksasa intelektual pada zamannya.

· Kita harus selalu mengasah dan menajamkan otak kita.

· Baru dijelaskan, dia langsung paham, memang otaknya encer.

· Malam ini gelapnya langit bermandikan cahaya bintang.

2. Simile

Visualisasi Konseptual 4: Konsep tentang Bahasa Kiasan Simile.

Simile adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk menggambarkan sifat suatu objek dengan cara mengganti kata/frasa yang mewakili sifat objek tersebut dengan kata/frasa lain yang mewakili sifat objek lain di mana sifat objek pengganti ini dianggap memiliki kesamaan/kemiripan dengan sifat objek yang diganti. Berbeda dengan metafora, bahasa kiasan simile menggunakan kata penghubung berupa seperti, bagai, bagaikan, laksana, bak, seakan, dll.

Contoh Bahasa Kiasan Simile:

· Pengetahuannya seluas langit dan sedalam samudra.

· Perasaannya selembut kapas dan sehalus sutra.

· Penalaran pria tadi logis dan kritis, setajam silet.

· Ia adalah wanita yang memiliki hati semurni mata air.

· Pria itu hidup sederhana dan rendah hati, seperti padi.

· Kasih ibu bagai mentari yang menyinari bumi.

· Hidup di dunia ini bagai Sisifus yang dihukum Dewa Zeus.

3. Personifikasi

Visualisasi Konseptual 5: Konsep tentang Bahasa Kiasan Personifikasi.

Personifikasi adalah bahasa kiasan yang digunakan untuk menggambarkan sifat suatu objek yang bukan manusia dengan sifat dan/atau perilaku manusia. Person-ifikasi dapat dipahami sebagai ungkapan yang mem-person-kan sesuatu yang bukan person.

Contoh Bahasa Kiasan Personifikasi:

· Buku-buku itu sedang berdialog dengan pembacanya.

· Tinta-tinta itu menari di atas kertas kosong.

· Mentari pagi menyapa manusia dengan hangat.

· Gelapnya malam memeluk bulan yang kesendirian.

· Hari ini waktu berjalan begitu cepat.

4. Sinekdoke Pars Pro Toto

Visualisasi Konseptual 6: Konsep tentang Bahasa Kiasan Sinekdoke Pars Pro Toto.

Sinekdoke Pars Pro Toto adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan cara menyebut sebagian dari objek tertentu, namun yang dimaksud adalah keseluruhan dari objek tersebut.

Contoh Bahasa Kiasan Sinekdoke Pars Pro Toto:

· Harga tiket untuk masuk Dufan adalah 250 ribu per kepala.

· Sejak seminggu yang lalu, batang hidungnya tak terlihat di sini.

· Ayah bekerja keras demi bisa memberikan kami sesuap nasi.

· Hari Raya Kurban tahun ini, di desa kami disembelih 20 ekor sapi.

5. Sinekdoke Totum Pro Parte

Visualisasi Konseptual 7: Konsep tentang Bahasa Kiasan Sinekdoke Totum Pro Parte.

Sinekdoke Totum Pro Parte adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan cara menyebut keseluruhan objek, namun yang dimaksud adalah sebagian dari objek tersebut.

Contoh Bahasa Kiasan Sinekdoke Totum Pro Parte:

· Orang Indonesia selalu saja telat, tidak pernah tepat waktu.

· Indonesia berhasil mengalahkan Singapura dalam Piala Asia.

· Rakyat Indonesia menolak disahkannya Draft RUU KUHP.

· Orang Padang cerdas dalam berbisnis dan mengelola uang.

6. Metonimia

Visualisasi Konseptual 8: Konsep tentang Bahasa Kiasan Metonimia.

Metonimia adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan cara menyebut suatu objek dengan nama/merek/sebutan yang sudah melekat pada objek tersebut.

Contoh Bahasa Kiasan Metonimia:

· Pria itu selalu memulai paginya dengan kapal api.

· Setiap bepergian, ia selalu membawa Aqua di dalam tasnya.

· Pak Jaya selalu datang dan pulang kantor dengan honda.

7. Eufimisme

Visualisasi Konseptual 9: Konsep tentang Bahasa Kiasan Eufimisme.

Eufimisme adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan tujuan untuk memperhalus atau membuat pantas/sopan suatu ungkapan yang dipandang sebagai ungkapan yang kasar, tabu, atau kurang pantas/sopan untuk diucapkan.

Contoh Bahasa Kiasan Eufimisme:

· Kamar kecil berada di ujung rumah ini.

· Pandemi COVID-19 membuat banyak orang menjadi tunakarya.

· Malam ini, banyak tunawisma yang ditangkap oleh polisi.

· Saya minta izin untuk buang air kecil.

8. Litotes

Visualisasi Konseptual 10: Konsep tentang Bahasa Kiasan Litotes.

Litotes adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan cara mengurangi/mengecilkan kualitas yang sebenarnya dari suatu objek melalui ungkapan yang lebih memiliki nuansa rendah hati atau dengan cara menyatakan yang sebaliknya.

Contoh Bahasa Kiasan Litotes:

· Selamat datang di gubuk kami.

· Mohon terima cendera mata sederhana dari saya ini.

· Saya terkejut, saya yang tak pandai ini meraih juara pertama.

· Silakan dimakan lauk-pauk seadanya ini.

9. Hiperbola

Visualisasi Konseptual 11: Konsep tentang Bahasa Kiasan Hiperbola.

Hiperbola adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan cara melebih-lebihkan atau membesar-besarkan kualitas yang sebenarnya dari suatu objek. Tidak jarang ungkapan hiperbola merupakan sesuatu yang tidak masuk akal.

Contoh Bahasa Kiasan Hiperbola:

· Cintaku padamu setinggi langit dan sedalam samudra.

· Seluruh kesenangan dunia tak mampu mengobati sakit hati ini.

· Beribu terima kasih tak mungkin membalas kebaikan beliau.

· Dalamnya cintaku padamu lebih dalam dari samudra paling dalam.

10. Pertanyaan Retorik

Visualisasi Konseptual 12: Konsep tentang Bahasa Kiasan Pertanyaan Retorik.

Pertanyaan Retorik adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan cara bertanya, namun (1) jawaban dari pertanyaan tersebut telah ada atau telah terkandung di dalam pertanyaan itu sendiri, atau (2) pertanyaan tersebut tidak membutuhkan jawaban, karena pertanyaan tersebut sebenarnya adalah pernyataan yang disampaikan dalam bentuk pertanyaan, sehingga tujuan yang sebenarnya adalah menyatakan, bukan bertanya.

Contoh Bahasa Kiasan Pertanyaan Retorik:

· Apakah kita lebih baik dari mereka yang dipenjara?

· Bukankah untuk mencapai kesuksesan harus melalui perjuangan?

· Siapa lagi yang akan menjaga budaya daerah kita kalo bukan kita?

· Beraninya menghina orang lain nista, apakah kita tidak punya aib?

· Mengapa harus khawatir jika semuanya telah terkendali?

· Sudahkah kita mengevaluasi diri kita sendiri?

11. Paradoks

Visualisasi Konseptual 13: Konsep tentang Bahasa Kiasan Paradoks.

Paradoks adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan mengungkapkan dua pernyataan yang sedang menggambarkan dua keadaan yang berbeda dan di dalam ungkapan tersebut terdapat kata/frasa yang terletak pada pernyataan pertama yang bertentangan dengan kata/frasa yang terletak pada pernyataan kedua. Dengan adanya kata/frasa yang saling bertentangan pada dua pernyataan yang diungkapkan, maka terciptalah nuansa seolah-olah ada dua pernyataan yang saling bertentangan (contradictory).

Contoh Bahasa Kiasan Paradoks:

· Badanku hidup, tapi jiwaku mati.

· Dasar orang itu! Harta aja yang kaya, tapi akhlaknya miskin.

· Matanya mungkin sudah buta, tapi hatinya mampu melihat.

· Walaupun sedang berada di keramaian, tapi aku merasa sendiri.

· Pekerjaan ini memang menyebalkan, tapi juga menyenangkan.

· Usianya boleh tua, tapi kelakuannya seperti anak kecil.

12. Oksimoron

Visualisasi Konseptual 14: Konsep tentang Bahasa Kiasan Oksimoron.

Oksimoron adalah bahasa kiasan yang digunakan dengan meletakkan dua kata yang maknanya saling bertentangan (self-contradictory) dalam satu kalimat.

Contoh Bahasa Kiasan Oksimoron:

· Kehidupan yang mati.

· Aku sekarang sedang sibuk bersantai.

· Kesepian yang meriah.

13. Ironi

Visualisasi Konseptual 15: Konsep tentang Bahasa Kiasan Ironi.

Ironi adalah bahasa kiasan yang mengungkapkan suatu pernyataan di mana makna sebenarnya dari pernyataan tersebut bertentangan atau bertolakbelakang dari apa yang dinyatakan dengan cara menambahkan pernyataan lain yang berisi petunjuk bahwa pernyataan yang dinyatakan tadi memiliki makna yang bertolakbelakang. Tujuan dari bahasa kiasan ironi adalah untuk menyindir.

Contoh Bahasa Kiasan Ironi:

· Suaramu lembut sekali, sampai-sampai telingaku jadi budek.

· Dia anak yang pandai, peringkat pertama dari bawah.

· Kita adalah pasangan yang mesra, setiap hari selalu ribut.

· Tulisanmu sangat rapi, seperti tulisan dokter.

· Dia anak yang disiplin, setiap hari tidak pernah tidak telat.

· Filmnya asyik, membuatku tidur sepanjang pemutaran film.

Esai yang berjudul Apa sih yang Dimaksud dengan Bahasa Kiasan (Figurative Language) Itu? Apa Saja Macamnya? Apa Pula yang Dimaksud dengan Gaya Bahasa atau Majas (Figure of Speech)? Dan Bagaimana Hubungan antara Keduanya? ini dipublikasikan di Medium pada 20 Februari 2024. Pokok pikiran dari esainya sendiri sudah pernah dipublikasikan di Twitter.

--

--

Hafizhurrahman

For internalizing, consolidating, and strengthening comprehension of certain knowledge and integrating and organizing them in a sequential and systematic way.